Sesudah beberapa waktu lalu website resmi Pemerintah Republik Indonesia di www.indonesia.go.id dihack dan tidak tampil di jaringan internet sampai Sabtu (31/10/2015) sore, kali ini giliran website Badan SAR Nasional (Basarnas) dihack Maniak Kasur.
Dalam domain resmi situs Basarnas, www.basarnas.go.id waktu dibuka, hanya akan terlihat dua anak tanpa baju mengenakan celana warna merah dan membawa bendera merah putih berada di sekitar persawahan atau kawasan berumput.
Hacker menuliskan kata “Hacked By Maniak K4sur” dilanjut dengan tulisan di bawahnya “We Love This Country But We Hate The Goverment”.
Maraknya pembajakan situs-situs milik pemerintah dan lembaga atau badan negara ini sangat disesalkan.
Seperti dikatakan Teguh Ardi Srianto Koordinator Masyarakat Sadar Teknologi Informasi (KAMASATI), kejadian yang akhir-akhir ini sering terjadi, menunjukkan lemahnya pengamanan rahasia negara yang dilakukan beberapa lembaga negara atau badan negara.
“Ironisnya, yang dibobol itu merupakan situs-situs resmi pemerintah yang harusnya dilindungi dengan teknologi yang sangat canggih dan keamanan tingkat tinggi,” ujar Teguh, Sabtu (31/10/2015).
Dicontohkan Teguh, untuk situs resmi pemerintah yang ada di www.indonesia.go.id, selama beberapa hari ini sempat menghilang dari jaringan internet dan baru Sabtu (31/010/2015) petang situs itu kembali muncul dan bisa diakses.
“Sekarang ganti situs milik Basarnas yang dibobol hacker, ini sangat memprihatinkan, karena terjadi di tengah masyarakat membutuhkan banyak informasi tentang perkembangan penanangan bencana kabut asap di beberapa wilayah di Indonesia,” papar Teguh.
Menurut Teguh, peran Basarnas dalam upaya penanganan bencana di Indonesia tidak dapat diabaikan, untuk itu keberadaan situs lewat jaringan internet juga sagat diperlukan banyak pihak untuk mengakses informasi penanangan bencana yang ada di Indonesia selain Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Dengan hilangnya dan diganggunya situs-situs milik lembaga dan badan resmi pemerintah ini, saya berharap ada evaluasi dan penanganan segera, agar tidak memalukan wajah Indonesia di dunia teknologi informasi,” pungkas Teguh. [HIM]